Batik Nitik

hanifah 05 Mei 2023 10:03:11 WIB

BATIK NITIK

Batik nitik merupakan batik dengan motif yang tersusun dari ribuan titik-titik. Rupanya batik nitik merupakan adaptasi dari anyaman kain tenun patola India (kain cinde). Kata nitik berasal dari bahasa jawa yang berarti “memberi titik”. Arti tersebut juga sesuai dengan istilah batik yang berdasarkan para ahli merupakan kependekan dari “ngembat titik” atau memberi titik. Secara harfiah, membatik diartikan sebagai menggoreskan lilin panas ke atas kain menggunakan canting tulis maupun cap untuk membuat motif yang memiliki makna.

Dikutip dari berbagai sumber, awal mula batik nitik muncul akibat dari penjualan kain tenun patola India yang dimonopoli oleh Belanda pada tahun 1600-an. Akibatnya harga jual dari kain tersebut menjadi lebih mahal. Kenaikan harga kain yang berlipat-lipat ganda mengakibatkan penjualan kain patola menurun di tahun 1700-an. Kemudian perempuan-perempuan di Yogyakarta menginisasi untuk membuat kain batik dengan motif patola sebagai ganti dari kain patola. Dari situlah batik nitik lahir. Masyarakat pada saat itu pun lebih memilih untuk membeli kain batik ketimbang kain impor karena harganya yang jauh lebih murah. Kondisi tersebut membuat batik tulis nitik sukses berkembang di kalangan pribumi kala itu, dari Jawa hingga Sumatera.

Saat ini , batik nitik masih terus eksis di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kalurahan Trimulyo Kapanewon Jetis Kabupaten Bantul, yang produsennya tersebar di beberapa dusun di kalurahan Trimulyo seperti di Dusun Kembangsongo, Dusun Blawong, Dusun Bembem, dll.

Produsen batik nitik di Dusun Kembangsongo adalah produsen tertua di kalurahan trimulyo yang mampu terus bertahan hingga terjadi gempa bumi pada tahun 2006 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, pasca terjadinya gempa tersebut mulailah muncul kelompok kelompok produsen batik di berbagai dusun di wilayah kalurahan Trimulyo.

Batik nitik memiliki 79 motif, dengan 5 motif yang merupakan motif dasar batik nitik. Beberapa motif klasik batik nitik yang menjadi ciri khas dari Dusun Kembangsongo adalah motif kembang waru, motif nogo sari, motif srengenge, dan motif kembang dangah.

Komentar atas Batik Nitik

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

PAMONG DESA TRIMULYO

1 Drs. H. Jauzan Sanusi, MA. (Lurah). 2 Arif Muhammad Fauzi (Carik). 3 Ihsan Khumaidi, S.Pd. (Jagabaya). 4 Wikan Werdo Kisworo (Uu-ulu). 5 Santosa, A.Md. (Kamituwa). 6 Rianingsih, A.Md. (Danarta). 7 Fadhilah Najibah, S.Pd. (Tata Laksana). 8 Anang Sulistyo (Pangripta). 9 Mashudi Abdillah (Dukuh Blawong I). 10 Heru Budi Santoso (Dukuh Blawong II). 11 Nur Musyafi'i Abror (Dukuh Bembem). 12 Hermawan (Dukuh Kembangsongo). 13 Widodo, S.Ag (Dukuh Cembing). 14 Muji Widodo, A.Md (Dukuh Sindet). 15 Aris Suwondo, S.P. (Dukuh Bulu). 16 Jumakir (Dukuh Karangsemut). 17 Drs. Suryanta (Dukuh Puton). 18 Drs. H. Sarmidi, M.Si. (Dukuh Denokan). 19 Toyib Apriyatman (Dukuh Ponggok I). 20 Fajar Gunadi, S.Pd. (Dukuh Ponggok II). 21 Sugeng (Staf). 22 Giyem (Staf). 23 Titik Suharni (Staf). 24 Sungatifah (Staf). 25 Idaningsih (Staf). 26 Asri (Staf). 27 Mujiharjo, S.TP. (Staf). 28 Usnawatun Khasanah, S.TP. (Staf). 29 Latifah Uswatun Khasanah, S.E. (Staf). 30 Hanifah Al Uswah, S.T. (Staf). 31 Ita Fuida Pangesti, S.Pd. (Staf). 32 Rusli Hidayat (Staf). 33 Marwan Subekti (Staf). 34 Erwin Purnomo, S.Pd. (Staf).

Media Sosial

FacebookTwitterYoutube

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License